Daftar Isi
Ternyata banyak juga potensi wisata alam yang dimiliki oleh Provinsi Kalimantan Barat. Selain pulau, sungai, pantai, juga ada gunung/bukit yang layak kamu datangi saat liburan. Yaitu Bukit Kelam.
Bukit Kelam adalah satu bongkah batu monolit raksasa. Satu dari tiga bukit batu terbesar di dunia. Bisa menjadi pilihan destinasi yang didatangi saat liburan di Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar).
Baca juga:
* Pesona Pulau Randayan di Bengkayang Kalimantan Barat
Video Bukit Kelam
Sebelum lanjut baca, bisa lihat video dibawah ini. Oleh-oleh dari Opan Jacky yang baru saja dari Sintang.
Lokasi Bukit Kelam
Bukit Kelam berada di Kabupaten Sintang. Berjarak sekitar 20 kilometer dari Kota Sintang dengan waktu tempuh 1 jam. Sekitar 345 kilometer dari Kota Pontianak dengan waktu tempuh sekitar 7-8 jam.
Secara administratif masuk wilayah Desa Kebong, Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat.
Peta
Bisa lihat lokasinya di Peta Google di bawah ini.
Cara Menuju Bukit Kelam
Untuk bisa ke bukit ini, kita harus tiba dulu di Kota Sintang ibukota Kabupaten Sintang.
Ada 2 (dua) cara/moda transportasi yang bisa kita pilih. Melalui darat dengan bus. Salah satu penyedia jasanya adalah Bus Damri.
Baca:
* Bus DAMRI Pontianak: Rute dan Harga Tiket 2019
Bisa juga dengan pesawat dari Bandara Pontianak (PNK) Supadio ke Bandara Sintang (SQG)-Tebelian Airport. Ada maskapai Wings Air dan Nam Air yang melayani rute langsung tersebut setiap harinya.
Harga tiket antara Rp. 469.600 – Rp. 661.000.
Kalau dengan bus membutuhkan 8 jam, dengan pesawat hanya butuh waktu sekitar 40 menit . Wings Air berangkat pagi pukul 07:20 WIB. Sedangkan Nam Air berangkat 11:30 WIB.
Harga Tiket Masuk
Tidak ada tiket masuk.
Pesona Bukit Kelam
Mau tahu apa saja keunikan dan keindahan dari batu raksasa ini? Simak terus sampa selesai ya guys.
Pernah Masuk Obyek Wisata Terbaik 2018
Dilansir dari sintang.go.id, dikatakan bahwa Bukit Kelam pernah masuk posisi 5 besar dari 74 obyek taman wisata terbaik yang diselenggarakan di Prambanan Yogyakarta yang diselenggarakan pada 6-8 Juli di acara Festival Taman Nasional dan Festival Wisata Alam.
Bukit Raksasa
Melihat berbagai fotonya yang beredar, terlihat jelas bentangan alam bukit ini terlihat memesona.
Membentang di Desa Kebong dari Barat ke Timur sepanjang 2-3 kilometer. Sedangkan ketinggiannya mencapai 1.002 meter dpl. Bayangkan saja, bagaimana besar dan indahnya bentang alam bongkahan batu raksasa (monolit) ini.
Sedangkan Berdasarkan peta geologi lembar Sintang (R. Heryanto, drr 1993), Gunung Kelam merupakan tubuh batuan terobosan Sintang (Toms) berumur Oligo-Miosen. Terdiri atas mikrodiorit, mikro granodiorit, porfiri dasit, dasit, mikrogranit, granit, andesit piroksin, dan diorit kuarsa. Batuan intrusi ini menerobos formasi Kantu, formasi Tutoop dan formasi Ketungau.
Terdapat Air Terjun
Kalau kita takut dengan ketinggian namun ingin merasakan berpetualang kemari, datang saja ke air terjun di Bukit Kelam.
Air Terjun Bukit Kelam berada di lereng bukit. Ketinggiannya lumayan dengan debit air yang juga lumayan.
Ada Tumbuhan Kantong Semar
Selain air terjun, kita bisa mendatangi gua alam dengan ribuan kelelawar yang menghuninya. Juga ada tumbuhan langka Kantong Semar Raksasa yang dilindungi. Serta Anggrek Hitam yang tersohor.
Di puncaknya terdapat gua alam yang menjadi sarang ribuan burung walet.
Sudah Tersedia Via Ferrata untuk ke Puncak
Untuk sampai di puncak bukit, kita bisa mendakinya melalui sisi barat. Disediakan rangkaian tangga besi yang akan mengantar kita sampai di atas.
Saat ini sudah tersedia via ferrata untuk mendaki tebingnya. Lebih aman dengan adanya tali pelindung. Namun dengan sensasi yang lebih menantang lagi dibanding tangga besi.
Dari atas bukit, kita bisa menikmati pemandangan memesona Sintang dan sekitarnya.
Legenda Bukit Kelam
Ada satu legenda yang berkembang di masyarakat Sintang. Mengangkat cerita/kisah mengenai sejarah dan asal-usul Bukit Kelam. Bagaimana asal mula bukit ini menurut legenda?
Begini kisahnya.
Dahulu kala ada 2 orang pemimpin sakti yang berasal dari keturunan dewa di Negeri Sintang. Bujang Beji seorang yang serakah, pendengki, dan suka merusak. Dan Tumenggung Marubai, seorang yang berhati mulia, suka menolong. Keduanya sama-sama memiliki mata pencaharian berladang, berkebun, dan menangkap ikan.
Temenggung Marubai menguasai area sungai di Simpang Melawi. Sedangkan Bujang Beji dan pengikutnya di Simpang Kapuas.
Ada banyak dan beraneka ragam ikan di sungai Simpang Melawi. Sedangkan ikan di Simpang Kapuas lebih sedikit. Wajar saja Temenggung Marubai setiap harinya bisa memperoleh tangkapan yang lebih banyak dibandingkan dengan Bujang Beji.
Iri melihatnya, Bujang Beji meniru cara yang dilakukan oleh Tumenggung Marubai. Dia akhirnya juga menggunakan penangkap ikan ‘bubu’ raksasa yang terbuat dari bambu. Menutup sebagian aliran sungai dengan batu, sehingga ikan mudah terperangkap.
Namun bedanya, Bujang Beji tidak pilih-pilih. Ikan besar dan kecil diambilnya semua. Sehingga akhirnya ikan di Sungai Kapuas lama-kelamaan menjadi sedikit. Beda dengan Tumenggung Marubai yang hanya mengambil ikan besar saja.
Berpikir licik, Bujang Beji mengangkat puncak Bukit Batu di Nanga Silat yang jauh jaraknya dengan kesaktiannya. Dirinya memikul puncak bukit besar tersebut dengan 7 lembar daun ilalang.
Bujang Beji mendengar suara tertawa di tengah perjalanan jauhnya mengangkat bukit batu. Ternyata dewi-dewi kayangan menertawai upayanya tersebut. Saat hampir tiba di simpang Kapuas Melawi, dirinya menengok keatas untuk melihat siapa yang menertawakan dirinya. Belum sempat melihat, kakinya menginjak durian beracun.
Saat akan sampai di persimpangan Kapuas-Melawi, ia menoleh ke atas. Namun, belum sempat melihat wajah dewi-dewi yang sedang menertawakannya, tiba-tiba kakinya menginjak duri yang beracun.
Tujuh lembar daun ilalang yang ia digunakan untuk mengikat puncak bukit terputus. Sehingga puncak bukit batu terjatuh dan tenggelam di sebuah rantau yang disebut Jetak.
Sambil menahan kesal, ia mengangkat satu bukit panjang untuk mencongkel bukit batu yang terjatuh dan terbenam. Namun karena susah, bukit panjang untuk mencongkel patah menjadi dua. Usahanya membendung hulu Sungai Melawi gagal.
Upayanya gagal total, Bujang Beji ingin balas dendam kepada dewi-dewi yang menertawakan dirinya. Ia menanam pohon kumpang mambu sebagai panjatan ke kayangan. Pohon itu tumbuh subur dalam beberapa hari.
Sebelum naik, ia mengadakan upacara sesaji Bedarak Begelak. Untuk mendoakan agar tidak ada yang menghalanginya. Semua binatang diundang makan dalam upacara tersebut. Kecuali sampok (rayap) dan beruang yang terlewat karena terlupa.
Bujang Beji memanjat pohon tersebut keesokan hari. Rayap dan beruang datang beramai-ramai menggoroti pohon. Pohon kumpang mambu yang kokoh itu goyah dan akhirnya roboh, bersama tubuh Bujang Beji.
Tumenggung Marumbai terhindar kembali dari upaya jahat Bujang Beji.
Kisah/cerita legenda berakhir dengan tubuh Bujang Beji yang dibagi-bagi ke masyarakat sekitar. Bagian tubuh itu dijadikan jimat kesaktian.
Puncak bukit Nanga Silat yang terlepas dari pikulan Bujang Beji menjelma menjadi Bukit Kelam. Patahan bukit yang panjang untuk mencongkel menjelma menjadi Bukit Liut.
Sedangkan bukit tempat pelampiasan Bujang Beji saat menginjak duri beracun, diberi nama Bukit Rentap.
Recommended
Kesimpulannya adalah, bukit batu raksasa yang masuk kedalam 3 bukit batu terbesar di dunia ini sangat layak didatangi.
Gunung Kelam/Bukit Kelam di Sintang Kalimantan Barat ini menyimpan banyak pesona. terutama daya tarik alamnya yang luar biasa.
Bentangan alam Bukit Kelam ini unik dengan flora yang sangat unik pula. Ditambah ada kisah legenda yang menyelimutinya. Sehingga datang kemari bisa menambah pengetahuan dan pengalaman berwisata yang tak terlupakan.