“Ulos itu sendiri adalah khas dari orang batak, yang mungkin sampai kapan pun budaya batak itu ada, maka ulos akan terus ada.” – Lady Siregar
Berawal dari ketertarikan Lady terhadap semua hal yang berbau batak, di mana ia sendiri juga bersuku batak dan menaruh minat di dalamnya, mulai dari sejarah, kebudayaan dan berbagai souvenir khas batak, menghantarkan Lady untuk memulai bisnis ulosnya dengan mengusung nama brand ‘Boru Siregar Nauli’ By Lady Siregar. ‘Nauli’ yang artinya cantik dalam bahasa batak, sementara ‘Siregar’ adalah diambil dari marganya, sehingga Lady memutuskan memilih ‘Boru Siregar Nauli’ yang berarti ulos cantik dari boru Siregar.
Dilansir dari indonesiabaik.id, Berdasarkan hasil studi, Kain Ulos ini sendiri merupakan produk peninggalan peradaban tertua di Asia, kain Ulos ini telah ada sejak 4.000 tahun lalu dan bahkan diperkirakan telah ada jauh sebelum bangsa Eropa mengenal tekstil. (Miyara Sumatera Foundation). Ulos merupakan kain tradisional Batak, Sumatra Utara yang menyimbolkan kehangatan, restu berkat, kasih sayang dan persatuan. Ulos ini memiliki tiga warna dasar yaitu umumnya motif Ulos terdiri dari minimal dua warna dan maksimal tiga warna berdasarkan warna dasar Merah, Putih, Hitam. Untuk proses pembuatannya sendiri memakan waktu yang lama, di mana ulos dibuat menggunakan Hasuksak, Alat Tenun bukan mesin, proses pembuatan sehelai kain berkualitas tinggi bisa mencapai empat bulan.
Kain Ulos dari ‘Boru Siregar Nauli’ by Lady Siregar ini adalah hasil tenunan tradisional yang dibuat oleh inang-inang atau ibu-ibu penenun yang berasal dari Tarutung, Tapanuli Utara. Lady memiliki delapan penenun dengan beragam usia, yaitu yang paling tua berusia sekitar 75 tahun dan yang paling muda berusia 28 tahun.
Ada beragam jenis ulos yang dijual yaitu, Ulos Sadum, Ulos Ragi Idup, Ulos Ragi Hotang, Ulos Pinuncaan, Ulos Padangursa, Ulos Tumtuman, Ulos Jagia dan lain-lain. Makna ataupun fungsi Ulos dan harganya tersebut pun berbeda-beda. Seperti, Ulos Ragi Hotang adalah ulos yang diberikan kepada sepasang pengantin atau yang biasa disebut dengan ‘Ulos Hela’, di mana pemberian Ulos Hela tersebut memiliki makna bahwa mertua ataupun orang tua dari pengantian perempuan telah menyetujui putrinya untuk dipersunting oleh laki-laki yang telah di sebut sebagai ‘Hela’ atau menantu laki-laki. Ulos Ragi Hotang ini harga sangat bervariasi yaitu mulai dari Rp. 200.000 hingga Rp. 1.750.000. Untuk Ulos Sadum yaitu sebagai simbol suka cita, ulos ini didominasi dengan warna merah yang dijual dengan harga Rp. 150.000 hingga Rp. 700.000.
Sementara itu, terdapat juga Ulos Jugia yang merupakan jenis ulos yang sudah langkah dan harganya yang paling mahal. Terkhusus untuk ulos Jugia ini menggunakan sistem pre-order untuk memesannya, dikarenakan, diantara delapan penenun yang dimiliki Lady, hanya Opung yang berusia 70an tahun yang dapat membuat Ulos ini. Harga dari Ulos Jugia ini adalah dimulai dari Rp. 900.000 hingga Rp. 15.000.000.
Usaha ulosnya baru berjalan dua bulan, Lady Siregar yang juga merupakan Mahasiswa Ilmu Komunikasi USU dan selaku pemilik usaha salah satu ulos Batak di daerah Tarutung ini mengaku telah menerima banyak orderan, yaitu penjualan sudah mencapai 30 pengorder dan ulos yang sudah terjual sebanyak 166 pcs dengan berbagai jenis ulos yang tersedia. Pelanggan yang mengorder tidak hanya berasal dari Sumatra Utara, tetapi juga ada yang memesan dari luar kota seperti, Jakarta.
Lady mengungkapkan harapan kedepannya yaitu lewat ‘Boru Siregar Nauli Ulos’, ia dapat memperkenalkan ulos kepada khalayak dan ulos semakin banyak diminati, serta kebudayaan tidak ditinggalkan, terutama melestarikan budaya batak di Indonesia. Sampai saat ini Lady hanya menerima orderan secara online dan untuk informasi lebih lanjut, kamu bisa check instagramnya di @ulosbatak9.
Ditulis oleh Annisa Van Rizky, Ilmu Komunikasi, Universitas Sumatera Utara (USU), Program Intership Genpinas tahun 2020.