Di Provinsi Kalimantan Tengah, tepatnya di Teluk Pulai, Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, menjadi letak Taman Nasional Tanjung Puting yang terkenal sebagai surga kecilnya orang utan. Taman Nasional yang memiliki luas 415.040 ha ini, dikelola oleh Balai Taman Nasional Tanjung Puting, salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementerian Kehutanan.

Dari Bandara Iskandar Pangkalan Bun, dalam waktu sekitar 25 menit kamu sudah sampai di pelabuhan Kumai, dimana petualangan wisatamu menjelajahi Taman Nasional Tanjung Puting dimulai.

Bermalam di kapal klotok menyusuri arus sungai Sekonyer, bola matamu akan terpikat dengan hiasan alam eksotik nya. Di sisi kiri kanan sepanjang lintasan sungai, tanaman yang tumbuh subur seakan menyambut seperti pohon nipah, pohon-pohon hutan hujan tropis dan beberapa tumbuhan endemik lainnya. Jika beruntung, kamu bisa melihat hewan-hewan liar lainnya seperti orang utan dan bekantan yang sedang asyik bergelantungan di semak-semak sobat. Di Taman Nasional Tanjung Puting ini, terdapat beberapa objek wisata yang dapat kamu labuhi, diantaranya Tanjung Harapan, Camp Leakey, Pesalat, Pondok Tanggui, dan Camp Pondok Ambung.

Setelah menempuh arus sungai selama kurang lebih 2 jam, kamu dapat mampir lebih dulu ke Tanjung Harapan yang terletak di tengah hutan sekunder. Di sini, kamu dapat melihat pemberian makan orang utan secara langsung dengan jarak 10-15 meter. Namun di Camp Leakey, kamu dapat lebih dekat melihat kawanan orang utan diberi makan, yaitu dengan jarak kisaran hanya 5 meter loh sobat. Camp Leakey ini merupakan pusat rehabilitasi orang utan. Nama Leakey sendiri di ambil dari pembimbing penelitian mahasiswa Universitas Colombia, Los Angeles pada masa itu. Di Pesalat, terdapat demplot tanaman obat dan penanaman pohon kenangan, dimana pengunjung bisa ikut berpartisipasi menanam tumbuhan endemik sebagai investasi kelestarian alam. Wah, jika di kemudian hari kembali berkunjung, pengunjung bisa melihat sudah sebesar apa pohon yang sudah ditanamnya.

Taman Nasional yang ditetapkan pada tahun 1982 ini, memiliki ragam flora dan fauna yang mempesona. Selain orang utan, bekantan, dan owa, terdapat 38 jenis mamalia lainnya dan tercatat lebih dari 200 jenis burung, sobat. Selain itu, Taman Nasional ini juga dihiasi oleh ragam vegetasi seperti tumbuhan kantong semar di wilayah hutan kerangas, tumbuhan kayu di sekitar sungai, tumbuhan nipah di hutan bakau dan masih banyak lagi tumbuhan endemik lainnya.

Uniknya, semakin mengarungi sungai Sekonyer lebih dalam, warna air berubah menjadi hitam pekat. Perubahan warna air ini bukan karena adanya proses pencemaran loh ya sobat. Justru warna hitam ini merupakan warna asli sungai yang berasal dari zat tanin yang dikeluarkan oleh tumbuhan di bawah air. Di malam hari, pengemudi klotok akan membawa klotok ke area aman di pinggiran sungai. Bermalam di dibawah atap klotok, ditemani dengan kerlipan kunang-kunang, dan suara khas dibalik semak-semak hutan, kamu akan rasakan sensasi tak terlupakan di Taman Nasional Tanjung Puting ini.

Sumber: https://www.nativeindonesia.com/taman-nasional-tanjung-puting/
https://rimbakita.com/taman-nasional-tanjung-puting/

Ditulis oleh Najmah Oktama, Sastra Indonesia, Universitas Negeri Jakarta, Program Internship Genpinas 2020.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here