Belum lengkap rasanya jika berkunjung ke Lombok Tengah tanpa membeli buah tangan yang menjadi karakteristik pulau tersebut. Tidak hanya terkenal dengan suguhan panorama alamnya yang indah, Lombok juga memiliki tradisi dan budaya yang menarik untuk kamu kenali lebih dekat.

Seperti halnya yang ada di Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Desa Sukarara ini dapat menjadi referensi destinasi wisata budaya yang kamu kunjungi saat berkunjung ke Lombok sobat.

Baca juga:
* Indahnya Air Terjun Benang Kelambu, Tempat Dewi Anjani Mandi!

Terkenal akan kerajinan kain tenunnya, membuat Desa Sukarara dijuluki sebagai desa tenun. Saat memasuki desa, pengunjung akan disambut oleh bunyi khas gemertak dari mesin tenun tradisional yang ada di setiap halaman rumah penduduk.

Pemandangan wanita desa yang menenun bukan merupakan hal asing lagi di Desa Sukarara. Sebab, menenun merupakan mata pencaharian utama bagi penduduk wanitanya.

Sejak usia belia, mereka sudah diajarkan keterampilan menenun. Yang membedakan Desa Sukarara dengan desa lain yaitu para penenun hanya membuat satu motif untuk satu kainnya. Uniknya, menenun juga merupakan syarat bagi para wanita untuk dapat sampai pada fase pernikahan.

Hal tersebut dilakukan guna menjada tradisi dan kebudayaan nenek moyang mereka yang diwariskan secara turun-temurun.

Karakteristik yang dimiliki kain tenun songket khas Desa Sukarara adalah pilihan warnanya yang cerah dan motif yang banyak digunakan antara lain seperti lumbung padi, rumah adat sasak, hewan tokek, dan sebagainya. Untuk lamanya proses pembuatan ditentukan oleh tingkat kesulitan motif dan ukurannya.

Semakin rumit motif dan besarnya ukuran, maka semakin lama juga waktu yang dihabiskan agar bisa menciptakan lembaran kain tenun songket nan estetik. Untuk yang memiliki ukuran lebar 60 cm dan panjang 200 cm, proses pembuatannya membutuhkan waktu paling cepat 1 setengah bulan.

Sedangkan untuk yang berukuran seperti taplak meja pada umumnya, cukup dibutuhkan waktu dalam hitungan minggu saja tergantung motifnya. Harga kain tenun yang ditaksir dapat berkisar dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah sesuai bahan dan motif tentunya sobat.

Selain dapat melihat proses pembuatan kain tenun songket lebih dekat, pengunjung juga bisa loh belajar untuk menenun yang nantinya akan di pandu oleh penenun desa. Jika kain tenun selesai dibuat, biasanya kain digantung berjejer bersama kain tenun lainnya di dalam sebuah ruangan nuansa tradisional yang khusus untuk memperlihatkan keelokan kain kepada para pengunjung yang hendak membeli.

Tak cukup sampai disitu, ornamen rumah-rumah adat yang masih terlihat asli di Desa Sukarara ini sangat mencerminkan bahwa budaya di suku sasak tersebut masih sangat terjaga. Sambil menggunakan kain tenun songket, pengunjung bisa nih berswafoto ria di halaman rumah adat menciptakan sensasi tradisional nan estetik.

Desa Sukarara memiliki akses yang cukup dekat dengan Bandara Internasional Lombok dengan jarak tempuh sekitar 20 km. Untuk kamu yang ingin berkunjung, tidak perlu khawatir akan tiket masuk sobat.

Siapapun boleh mengunjungi dan belajar mengenai kerajinan budaya serta tradisi Desa Sukarara ini asalkan tetap menjaga kebersihan dan mematuhi peraturan desa ya.

Baca juga:
* Jangger Sasak, Tari Kehormatan Wanita Asal Lombok NTB

Yuk melihat lebih dekat kain tenun songket khas Desa Sukarara!

(Penulis: Najmah Oktama Wulandari, Sastra Indonesia, Universitas Negeri Jakarta, Program Genpinas)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here