Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau yang jadi salah satu pulau terluar Indonesia ternyata menyimpan banyak tempat wisata yang mempesona. Kendati wisata bahari yang menyuguhkan berbagai pantai cantik jadi kekuatan utama Kepulauan Natuna, daerah tersebut ternyata memiliki sejumlah tempat wisata lain yang menarik.
Di Natuna tersaji bukti-bukti geologi yang terekam dengan sangat baik mulai dari jenis batuan hingga ke struktur geologi. Semua jenis batuan geologi bisa ditemui. Mulai dari batuan tertua yang menjadi penyusun awal dan dasar Pulau Natuna, yaitu batuan mafik dan ultramafik yang dipresentasikan oleh batuan gabro (berbutir kasar) hingga basalt (berbutir halus). Bukti batuan beku lain yang bisa ditemui adalah batuan igneous atau batuan beku yang bersifat asam. Batuan beku ini juga memberikan pemandangan alam yang luar biasa, seperti wujudnya bongkahan-bongkahan granit raksasa yang memberikan fitur yang sangat menarik seperti yang bisa dilihat sepanjang Gunung Ranai hingga ke arah pantai; Alif Stone, Batu Sindu, Air Terjun di Ceruk, dan lain-lain.
Lokasi strategis wilayah Kabupaten Natuna menjadikan pesisir pantai pulau-pulaunya menjadi pintu gerbang masuknya budaya luar, sehingga menyisakan sumberdaya arkeologis yang menggambarkan sejarah masa lalu. Selain itu kondisi wilayah yang berupa kepulauan, memungkinkan masyarakatnya dari dulu hidup dengan tradisi maritim dengan memanfaatkan hasil laut, di samping kegiatan lain di bidang perdagangan sebagai mata pencariannya. Melalui tinggalan arkeologis yang tedapat di wilayah tersebut juga diketahui adanya hubungan antarbangsa berkaitan dengan perdagangan atau perekonomian serta migrasi manusianya.
Batu Rusia
Terletak di Dusun Beringin Jaya, Desa Sepempang, Kecamatan Bunguran Timur, Kota Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, terdapat sebuah batu besar yang cukup bersejarah yakni Batu Rusia. Nama Batu Rusia dikaitkan dengan tulisan USSR dengan lambang jangkar dan bintang yang dipahat pada batuan granit. Menurut cerita dari orang tempatan dulunya terdampar kapal Rusia di pantai yang posisinya tidak jauh Batu Rusia. Sepintas tulisan itu kemungkinan merupakan keisengan para awak kapal tersebut. Namun keberadaannya dapat dikaitkan dengan sejarah hubungan antara Rusia-Indonesia berkenaan dengan terjadinya perang dingin antara Rusia dengan Amerika.
Batu cukup besar dengan posisi miring mendongak ke atas disangga batu lain itu banyak disinggahi wisatawan dan pendatang. Batu Rusia merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang dimiliki Kabupaten Natuna. Menjadi bukti bahwa orang-orang Rusia pernah ada di wilayah itu pada tahun 1941-1952 silam.
Cerita yang beredar dikalangan masyarakat Natuna, Batu Rusia bermula pada saat terjadi peristiwa pecahnya kapal milik Rusia karena menabrak karang di Laut Natuna, lalu kandas di depan Pulau Senoa. Kapal Rusia tersebut memuat 40 orang penumpang, termasuk tiga wanita. Setelah terombang-ambing dan berjuang ke luar dari kapal yang tenggelam itu, mereka akhirnya selamat dan berhasil mendarat di Desa Sepempang, yang tidak jauh dari Pulau Senoa. Sambil menunggu bantuan, mereka beristirahat di tepi pantai tepatnya pada sebuah batu besar. Karena bantuan tidak kunjung datang, mereka meninggalkan sebuah tulisan berlambang jangkar dengan memahat batu tersebut menggunakan belati yang mereka punya.
Kemudian, mereka berduyun-duyun menuju ke kota Ranai untuk meminta bantuan tokoh masyarakat setempat bernama Tok Kaya Wan Muhammad Rasyid yang pada saat itu menjabat sebagai Datuk Kaya Pulau Bunguran. Karena kebetulan saat itu Ranai tengah panen padi, maka segala kebutuhan makanan orang-orang Rusia itu dijamin oleh Tok Kaya Wan Muhammad Rasyid.
Beberapa kata yang terukir oleh mereka di batu itu diantaranya adalah kalimat berbahasa Indonesia “Selamat Tinggal” serta gambar dan lambang “USSR” dalam ukuran yang cukup besar. Terdapat juga tulisan berbahasa Rusia “bre-che” yang bermakna cukur janggut, “zambiar” yang berarti ular serta “kuku-rasa” yang artinya gandum. Tulisan-tulisan itu hingga kini masih bisa ditemukan di Batu Rusia, meski sebagian sudah terlihat kabur.
Bentuk batunya sendiri mirip seperti buritan kapal tangker yang membelakangi pantai. Sekarang di kelilingi oleh pagar besi bulat stainless antikarat. Diapit oleh batu-batu besar lain yang berbentuk unik, cukup membuat penasaran kita untuk mendekati dan memanjatnya, karena di atas batu-batu itu juga ditumbuhi pepohonan liar dengan akarnya yang berjuntaian hingga ke bawah. Sangat artistik dan unik untuk dijadikan objek foto.
Lantas bagaimana sejarah keberadaan batu ini sendiri? Sama dengan batu-batu besar lain di seantero Natuna terutama di pantai-pantainya, diperkirakan usianya sudah ratusan juta tahun. Makanya Natuna ditetapkan sebagai Kawasan Geopark Nasional atau Taman Bumi pada tahun 2018 karena banyak memiliki situs-situs geologi. Batu Rusia memang tidak termasuk dalam daftar geosite, tapi merupakan situs bersejarah. Tetap layak dimampiri.
Untuk menuju kesana, dengan letak kurang lebih kurang 3 Km dari Kota Ranai. Pengunjung hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit saja untuk kesana dengan menaiki sepeda motor atau mobil.
Nah guys, bagi kamu yang penasaran seperti apa sih tulisannya dan bentuknya dengan jelas. Yuk rencanakan liburan kamu ke Natuna.
Oleh : Milyawati, Kontributor Destinasi Pariwisata