Sumber: IKSA Photography

Sobat pecinta kuliner pastinya sering ya pakai bumbu dapur atau penyedap makanan ini. Apalagi para pecinta makanan manis atau asin. Bumbu berwarna hitam ini kerap kali diperdebatkan antara penyuka kecap manis dan kecap asin. Secara etimologi, kata ‘kecap’ berasal dari Bahasa Cina, ‘kôechiap’ atau ‘kê-tsiap’ yang berarti bumbu penyedap untuk makanan. Jadi, sebetulnya keduanya sama saja fungsinya yaitu untuk penyedap makanan. Namun, yang membedakan adalah pembuatannya. Kecap manis dibuat dari kedelai hitam yang merupakan produk fermentasi dengan dua tahap pembuatan, yaitu koji dan moromi. Sedangkan, kecap asin terbuat dari fermentasi kedelai dan gandum dengan komposisi garam yang lebih banyak. Uniknya, jika ditelusuri dari sejarahnya, kecap manis sebetulnya adalah hasil inovasi para imigran Cina terhadap kecap asin milik mereka. Mereka peka bahwa orang Indonesia tidak begitu suka kecap asin. Maka, mereka mencampurkan gula jawa atau gula merah ke dalam fermentasi kedelai sehingga terciptalah kecap manis seperti yang kita kenal pada saat ini.

Kecap yang akan dibahas pada artikel ini adalah kecap manis. Cairan kental fermentasi kedelai ini bukan sembarangan. Tetapi kecap paling tertua di Indonesia. Tidak lain tidak bukan adalah Kecap Benteng. Asal usul nama merek dari kecap ini adalah dari etnis pendirinya, Teng Hay Soey, seseorang yang memiliki etnis cina benteng yang berdomisili di wilayah Benteng Makasar, Tangerang. Beliau menciptakan kecap ini pada tahun 1882. Kegiatan ekonomi di wilayah Benteng Makassar, kini adalah kota lama, dimulai pada tahun 1880. Uniknya, tidak seperti kecap-kecap lainnya yang dijadikan bumbu pada masakan jadi, Kecap Benteng ini adalah primadona para koki. Sebab, teksturnya yang lebih kental dan lebih legit dari kecap lainnya yang ada di pasaran. Pada masa kejayaannya, Kecap Benteng tersedia tiga jenis. Jenis A, kecap manis yang paling kental dan paling mahal. Jenis B, kecap manis sedang. Terakhir, jenis C yang paling murah. Namun, kini Kecap Benteng Cap Istana hanya menjual jenis B. Seiring berjalannya waktu, produsen kecap Benteng banyak yang bermunculan, Kecap Benteng Teng Hay Soey diberi nama Kecap Benteng Cap Istana.

Sayangnya kecap ini hanya dapat ditemukan di wilayah Tangerang dan Jakarta. Sebab, Kecap Benteng masih mempertahankan kualitas dari produk mereka lebih dari 100 tahun lamanya. Walaupun mereka sudah sangat berupaya menciptakan versi kemasan plastik, dikhawatirkan jika dikirim keluar pulau Jawa, kualitas menjadi menurun. Maka dari itu, bagi sobat kulineran yang penasaran sama cita rasa kecap tertua di Indonesia datanglah ke Kota Tangerang. Kulineran di wilayah Benteng Makassar, kini adalah pasar lama. Banyak aneka kuliner yang lezat dan dipastikan setiap meja menyajikan Kecap Benteng sebagai penyedap rasanya. Setelah kenyang kulineran di pasar lama, kunjungi juga Museum Benteng Heritage yang berisi sejarah budaya Tionghoa Tangerang. Disana teman-teman akan menemukan botol-botol Kecap Benteng keluaran jadul. Selain tempatnya yang aesthetic, lokasinya tidak jauh dari pasar lama jadi sangat direkomendasikan untuk teman-teman.

Ditulis oleh Sintya Nur Muftiana_Universitas Indonesia_Kelompok 13_Ekraf

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here