Daftar Isi

Kabupaten Nunukan di Kalimantan Utara berada di perbatasan Negara Indonesia dan Malaysia. Wilayahnya terbagi atas wilayah daratan dan pulau-pulau. Salah satu desa yang merupakan daratan besar yaitu Desa Sekaduyan Taka Kecamatan Sei Menggaris.
Ada air terjun yang indah di desa ini, yaitu Air Terjun Bangen Tawai. Dinamakan demikian oleh Masyarakat Dayak Kenyah yang berdomisli di Kampung Sekalayan Desa Sekaduyan Taka.
Baca juga:
* Karungut, Syair Kebajikan Masyarakat Dayak Kalimantan Tengah
Lokasi
Air terjun ini berada di Desa Sekaduyan Taka, Kecamatan Sei Menggaris, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara.
Saat redaksi genpi.id mencarinya di Peta Google, belum tersedia titiknya.
Tapi kamu bisa baca mengenai desa ini di artikel Wikipedia ini: Sekaduyan Taka
Asal Usul dan Arti “Bangen Tawai”

“Bangen Tawai” adalah bahasa Dayak Kenyah, yang berarti “Senang Hati”. Air terjun ini ditemukan pada tahun 1997 oleh pak Kuwing Surang (Saat ini Kepala Suku Dewan Adat Dayak Kenyah Kabupaten Nunukan) bersama pemangku adat lainnya.
Saat itu mereka ingin mencari pemukiman baru untuk 7 kepala keluarga yang baru pulang dari Malaysia. Mereka yang mencari pemukiman saat itu senag hati saat perjalanan menemukan air terjun tersebut.
Pesona Arter Bangen Tawai
Air Terjun Bangen Tawai memiliki ketinggian kurang lebih 15 meter dengan lebar 10 meter. Walaupun kecil, penampakannya tetaplah indah dan menyenangkan mata.
Bukan hanya warga Nunukan saja yang senang mendatangi air terjun ini. Warga dari negara tetangga, yakni Malaysia, juga sering datang lho.
Saat ini memang belum ada jalur resmi lewat darat untuk memasuki kawasan Indonesia. Mudah-mudahan dengan adanya pertemuan kedua negara, Pos Lintas Batas Negara akan segera dibangun di Desa Sekaduyan Taka Kecamatan Sei Menggaris.
Biasanya pengunjung datang ke air terjun ini di hari libur. Seperti hari raya idul fitri dan libur sekolah.
Mereka bukan hanya menikmati keindahan alam air terjun saja. Banyak yang bisa diamati. Banyak spesies tanaman yang tumbuh, seperti tanaman khas Kalimantan, Ulin.
Kampung Dayak Suku Kenyah yang berada dekat area air terjun itu kaya akan budaya lho. Mereka memiliki beberapa tarian adat dan alat musik tradisional.
Di waktu-waktu tertentu mungkin kamu bisa menyaksikan kekayaan budaya mereka. Perjalanan wisata semakin lengkap. Bisa menikmati keindahan alam dan juga belajar budaya Suku Dayak Kenyah.
Bagaimana cara berkunjung ke Air Terjun Bangen Tawai?

Moda transportasi dari Nunukan adalah menggunakan speed boad dari Pelabuhan Sei bolong, menuju dermaga pelabuhan Sei Ular.
Biaya perahu tersebut adalah sebesar Rp. 50.000 per orang.
Dari Sei Ular kita harus melanjutkan perjalanan menggunakan transportasi roda dua atau roda empat. Kabar gembiranya, saat ini transportasi sudah lumayan banyak. Baik penyewaan ataupun travel. Sehingga sobat Genpi tidak perlu kwatir untuk sampai ke sana.
Kapan waktu terbaik berkunjung?

Waktu terbaik berkunjung ke Arter Bangen Tawai adalah di saat musim hujan. Agar kamu bisa melihat debit air yang lebih deras.
Jalur menuju arter ini masih tanah keras. Jadi aman untuk berkendara.
Dikelola oleh Pokdarwis
Dalam pengelolaan destinasi wisata Air Terjun Bangen Tawai ini, Masyarakat telah sepakat untuk membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Banen Tawai. Pokdarwis ini sudah diresmikan tanggal 29 Februari 2020 lalu oleh Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olaharaga Kabupaten Nunukan.
Dengan adanya Pokdarwis diharapkan kedepannya air terjun ini menjadi wisata unggulan di Kabupaten Nunukan khususnya Kecamatan Sei Menggaris.
Baca juga:
* Jelajah Keunikan Bukit Batu Daya Ketapang, Kalimantan Barat
Jadi, kalau kamu bertandang ke Nunukan Kalimantan Utara, sempatkan ya rekreasi ke Air Terjun Bangen Tawai.
(Penulis : Sekretaris Pokdarwis Bangen Tawai Periode 2020 – 2022)