Sumber foto : candi.web.id

Jika kamu berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII), jangan lupa untuk datang ke Museum Purna Bhakti Pertiwi yang memiliki arsitektur unik karena berbentuk seperti tumpeng. Di dalam museum ini, kamu tidak akan menemukan aneka kreasi tumpeng, melainkan hamparan pameran koleksi benda bernilai seni tinggi milik Presiden ke-2 Indonesia, yakni Soeharto. Penasaran? Yuk, Genpi akan mengajak kamu untuk mengetahui lebih dekat tentang makna filosofis di balik arsitektur dan koleksi apa saja yang terpajang di museum ini.

Museum Purna Bhakti Pertiwi didirikan atas prakarsa Ibu Tien Soeharto yang dibangun sejak 1984 dan diresmikan bertepatan dengan hari ulang tahun Ibu Tien pada tanggal 23 Agustus 1993. Bangunan unik ini dibangun di atas lahan seluas 25.095 meter persegi dengan total luas keseluruhan sebesar 19,7 hektare. Museum ini didirikan untuk mengabadikan kiprah Presiden ke-2 Republik indonesia, Soeharto. Koleksi yang ada di museum ini berasal dari era sejak perang kemerdekaan, hingga saat Soeharto menjabat sebagai Presiden RI. Total koleksi yang ada saat ini mencapai 13.000 benda sejarah.

Hal pertama yang menjadi daya tarik pengunjung adalah arsitektur luar museum ini yang menyerupai gugusan tumpeng. Dalam kebudayaan  tradisional masyarakat Jawa, tumpeng diartikan sebagai wujud rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Museum ini memiliki sebuah bangunan utama berbentuk kerucut besar yang terletak di bagian tengah, kemudian dikelilingi sembilan kerucut kecil. Di sekeliling bangunan utama, terdapat empat bangunan yang terletak di keempat sudut memebentuk empat arah mata angin. 

Sumber foto : aeroengbinang.com

Jika Sobat Genpi dapat amati, museum ini terdiri dari beberapa bangunan yang memiliki konsep desain yang sama, tetapi yang membedakan adalah ukuran dan tampilan dinding yang dihias aneka ornamen. Pada bangunan tengah memiliki ukuran paling besar di antara bangunan lain, maka bangunan tengah berbentuk kerucut raksasa ini didirikan sebagai bangunan sentral. Sementara itu, pada bagian puncak setiap bangunan kerucut memiliki ornamen berwarna kuning emas pada bangunan kerucut paling besar dan bangunan kerucut sekelilingnya dihiasi oleh ornamen berwarna hijau yang melambangkan penggunaan daun pisang sebagai penutup nasi tumpeng. Sedangkan bagian pinggir bangunan diberi sebuah dinding berwarna kuning yang tidak begitu tinggi untuk melambangkan wadah tumpeng.

Symber foto : aroengbinang.com

Memasuki bagian utama dalam museum ini, pengunjung akan disambut oleh dua buah patung penari bali yang terbuat dari uang kepeng di sisi kiri dan kanan. Kemudian pada sisi depan searah mata, kamu akan melihat sebuah patung yang menggambarkan sosok Ibu Tien sebagai monumen peresmian Museum Purna Bhakti Pertiwi yang diresmikan pada 23 Agustus 1993. Pancaran sinar dari lampu sorot semakin memperjelas figur patung yang terbuat dari tembaga.

Semakin melangkah ke depan, kamu akan menemukan sebuah ukiran halus yang menggambarkan penghuni hutan yang terpampang pada sebuah kayu dan berdiri tegak di atas pelataran museum. Menurut berbagai kisah, pada jaman dahulu tidak sedikit orang yang mudah mendapatkan kayu jati berkualitas tinggi dengan ukuran yang besar karena saat itu terjadi eksploitasi kayu jati secara besar – besaran. Ada pula patung nan antik yang menceritakan pertarungan mematikan antara Rahwana dan Jatayu dalam kisah Ramayana, karya maestro pematung Bali, I Ketut Moderan. Patung pertarungan ini dibuat dari pohon Johar setinggi 3,45 meter, hasil pemberian keluarga Sudwikatmono.

Di sisi lain, kamu bisa menemukan sebuah mangkuk berpenutup yang terbuat dari perak, serta miniatur patung gajah yang terbuat dengan cara mengkombinasikan kayu dengan lapisan perak. Kemudian ada koleksi patung perak penari Melayu yang diberikan oleh penasehat ekonomi dari Malaysia. Selanjutnya terdapat sebuah kereta kerajaan yang terbuat dari perak bernama “Kanjeng Kyai Garuda Yaksa” Keraton Yogyakarta sebagai cinderamata pemberian keluarga Imam Sapardi. Sungguh lengkap ya, koleksinya.

Salah satu yang menjadi pusat perhatian adalah patung petani dengan kerbaunya yang terbuat dari emas. Ada pula sebuah patung kuda yang didatangkan dari Tiongkok, serta patung kuda tembaga dari Juana, dan miniatur Kapal Sembilan Naga Kekaisaran Tiongkok yang terbuat dari batu jade, atau batu giok asal provinsi Xinjiang, Tiongkok. Kamu juga dapat menemui patung setinggi 2,15 meter yang mengisahkan cerita Mahabharata tentang kelahiran Parikesit, anak Abimanyu yang dibuat oleh Agung Bunakur Partawijaya dari Jawa Tengah pada 1992. Patung ini terbuat dari akar pohon karet berusia 100 tahun dengan pembuatan selama 16 bulan lamanya.

Setelah puas melihat koleksi aneka ukiran dan patung, pada sisi lain di dalam museum ini kamu juga akan takjub oleh deretan ruang pajang dengan berbagai koleksi gading yang diukir dengan detail yang rumit, kemudian koleksi patung penari yang terbuat dari susunan uang kepeng khas Bali. Karya seni rupa lainnya adalah burung-burung yang terbuat dari porselen yang juga dihadirkan di sini sebagai cinderamata oleh beberapa negara seperti Herend – Hungaria, Bohemia – Czechoslovakia, Guiseppe Cherato dan Capodimonte – Italia, Kaiser – Jerman, dan BNR – Spanyol.

Selain memajang aneka koleksi karya seni bernilai seni tinggi, Museum Purna Bhakti Pertiwi juga menyediakan fasilitas ruang perpustakaan yang hampir keseluruhan koleksi buku merupakan milik Almarhumah Ibu Tien dan sebagian koleksi buku lainnya adalah hasil hibah dari berbagai kerabat, maupun sahabat yang datang ke museum ini. Terdapat juga fasilitas toilet umum dan toilet difabel serta tersedia kursi roda yang dapat digunakan bagi pengunjung disabilitas. Untuk harga tiket masuk akan dikenakan Rp 2000 untuk dewasa dan Rp 1000 untuk anak – anak. Museum ini terletak di Jalan Raya Taman Mini Pintu 1. Ceger, Cipayung, Jakarta Timur. Tetapi, selama penerapan PSBB Total oleh Pemda DKI Jakarta yang dimulai pada Senin (14/9/2020) lalu, pelayanan Museum Purna Bhakti Pertiwi ditutup sementara hingga waktu yang dapat memungkinkan untuk dibuka kembali dengan mematuhi protokol kesehatan.

Indah sekali ya melihat arsitektur unik Museum Purna Bhakti Pertiwi dan memanjakan mata dengan aneka koleksi bernilai seni tinggi di dalamnya. Walaupun saat ini museum ditutup sementara, namun Museum Purna Bhakti Pertiwi bisa jadi destinasi wisatamu ketika situasi sudah memungkinkan untuk kamu kunjungi di suatu hari nanti. 

Sumber:

https://www.aroengbinang.com/2018/02/museum-purna-bhakti-pertiwi-jakarta.html

https://imagebali.net/detail-artikel/781-desain-unik-museum-purna-bhakti-pertiwi.php

Ditulis oleh Lukman Hakim, Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Ahmad Dahlan, Program Internship Genpinas tahun 2020.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here